Bisnis.com, JAKARTA -- Para pengguna media sosial TikTok pasti sudah sering berbelanja karena tertarik pada iklan yang muncul di For You Page (FYP).
Salah satu yang sering muncul adalah UMKM yang menjual makanan khas Yogyakarta, Bolosego. UMKM ini menawarkan menu andalannya Oseng Mercon.
Oseng Mercon merupakan olahan daging sapi khas Yogyakarta. Nama mercon digunakan karena bumbunya yang menggunakan cabai dalam jumlah banyak sehingga rasanya pedas dan seperti "meledak" di dalam mulut.
Bolosego sendiri didirikan oleh Dyah Laily Fardisa, lulusan Ilmu Politik UGM pada 2015. Sebelum berbisnis, Dyah berpengalaman di bidang marketing dan kreator konten di kantor tempatnya bekerja sebelumnya.
Dia mengawali bisnis Bolosego saat pandemi, mencari kegiatan sekaligus pemasukan tambahan, sembari mengurus anak yang masih bayi.
Tanpa keahlian masak sedikitpun, dia berkolaborasi, mengajak ibu-ibu tukang masak oseng mercon di beberapa restoran yang dirumahkan karena pandemi Covid-19.
Baca Juga
"Jadi ibu-ibu mengolah pesanan, saya bantu dari segi marketingnya," ujarnya dalam konten yang dibagikan di TikTok dua tahun lalu.
Saat mengawali bisnisnya, dia hanya mengeluarkan modal sangat minim, dengan memulai di dapur kecil di rumah, dengan hanya masak 1kg daging per hari dengan harga Rp130.000. Dia juga belanja bumbu Rp100.000 per hari karena hanya mendapat pesanan paling banyak 3 orang per hari.
Kemudian, dia mulai menambah pengeluaran modal untuk membuat kemasan. Dyah mengungkap, kemasan seharga Rp1 juta bisa dapat banyak dan digunakan berminggu-minggu, karena jumlah pesanan yang belum sebanyak sekarang.
Dia juga mulai menambah peralatan dengan mesin vakum kecil agar makanan yang dia jual tetap awet sampai ke tangan pembeli.
Sementara itu, biaya marketing, konten, dan gaji karyawan semuanya Rp0 karena dilakukan sendiri bersama suami, dan kolaborasi dengan ibu-ibu di sekitar rumahnya.
"Baru kemudian saat mulai ramai dan berani endorse, kami mulai endorse cuma Rp200 ribuan. Sisa pendapatannya kita alirkan ke dana darurat awalnya Rp2 juta, untuk beli hp atau beli mesin kalau ada kerusakan, dan lainnya," jelasnya.
Dua tahun berjalan, dia mulai memaksimalkan penjualan secara online, sehingga bisa menjangkau pembeli dari seluruh Indonesia.
Dyah memanfaatkan berbagai fitur di e-commerce mulai dari live shopping, flash sale, gratis ongkos kirim, dan harga-harga spesial.
"Mulai 2022, kita live di e-commerce selama 2 jam. Di TikTok bahkan pernah mendapat sampai lebih dari Rp56 juta dalam 2 jam live," ujarnya.
Menurutnya, kunci suksesnya saat melakukan live di e-commerce adalah jujur saat menunjukkan proses di balik layar brand yang dimiliki, sehingga membuat penonton makin percaya.
"Selain itu, tentunya rajin-rajin ngonten, dan kolaborasi sama konten kreator lain, itu yang bikin penjualan melonjak. Kolaborasi penting dalam bisnis, yang penting bisa menemukan partner yang tepat," tambahnya.
Sampai dengan 2023, Bolosego sudah bisa mempekerjakan tim dengan lebih dari 90 orang.