Entrepreneur Belajar Dari Pengalaman Pahit
Bisnis.com, JAKARTA - Kita terkadang selalu berpikir negativ terhadap penderitaan. Terutama saat kita tengah berjuang untuk menggapai apa yang menjadi cita-cita.
Penderitaan dalam perjuangan selalu dianggap hasil dan karena itu dianggap sebagai 'kekalahan'. Tak ayal akhirnya banyak orang menganggap harus pergi meninggalkan perjuangan demi meninggalkan penderitaan.
Ternyata, bagi Ciputra, penderitaan bukanlah sesuatu yang harus ditangisi. Namun, dinikmati sambil menanti munculnya kesenangan. Bahkan belajarlah dari penderitaan itu, dari pengalaman pahit saat menjadi seorang entrepreneur atau ketika akan menjadi entrepreneur.
Anda pasti belum lupa apa kata pepatah yang satu ini: Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
Namun, cerita Ciputra kali ini, coba simak. Bagaimana dia melihat sebuah penderitaan itu menjadi bernilai tambah:
Dikatakan oleh Aeschylus penulis drama Yunani Kuno abad ke 5 SM: "Imbalan dari penderitaan ialah pengalaman." Dapat saya katakan bahwa dengan demikian semua kesusahpayahan dan jerih payah yang menurut kita di masa lalu begitu memuakkan, patut dibenci dan dikutuk.
Namun, pertanyaannya kemudian: Apakah demikian selalu adanya? Tidak juga. Karena diperlukan satu syarat agar hal itu bisa terjadi. Semua kesusahpayahan dan penderitaan itu bisa diubah menjadi imbalan berupa pengalaman yang berharga. JIKA kita sebagai entrepreneur mau belajar dan bertindak secara positif terhadap setiap pengalaman pahit yang kita miliki di sepanjang perjalanan kehidupan ini.
BACA JUGA: