Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Mengubah Hubungan Bisnis dengan Pelanggan untuk Selamanya

Memanfaatkan data pelanggan bisa semudah mensurvei basis pelanggan eksisting untuk mendapatkan masukan yang dapat ditindaklanjuti.
Leadership./ilustrasi
Leadership./ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Tidak diragukan lagi, Covid-19 telah mengguncang ekonomi. Outlook Ekonomi Dunia dari Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan kerugian kumulatif terhadap PDB dunia dari 2020 hingga 2021 akan mencapai sekitar US$9 triliun.

Lebih besar dari nilai gabungan ekonomi Jerman dan Jepang. Krisis tidak hanya mengganggu pasar global, namun turut memengaruhi kehidupan, kebutuhan, prioritas dan perilaku pengeluaran masyarakat.

Dalam kondisi ekonomi yang keras, konsumen menjadi lebih peka dengan di mana dan bagaimana mereka membelanjakan uang mereka — untuk bisnis, ini menciptakan serangkaian tantangan baru.

Sentrisitas konsumen, adalah istilah yang telah digunakan sejak 1960-an, tetapi tidak pernah lebih relevan daripada dalam lanskap bisnis saat ini.

Dalam lingkungan yang sedemikian ekstrem, pelanggan menginginkan lebih dari sekadar penawaran terbaik atau harga terendah; mereka mencari bisnis yang dapat diandalkan, kepercayaan diri, dan kepercayaan pada merek yang mereka pilih untuk berbisnis.

Tujuan akhir untuk bisnis yang berfokus pada konsumen adalah loyalitas pelanggan.

Jadi, bagaimana bisnis dapat memprediksi atau menyesuaikan diri dengan harapan pelanggan yang terus berkembang? Dimulai dengan memahami bagaimana perusahaan Anda beroperasi dan apa yang perlu Anda ubah untuk menjaga basis pelanggan setia Anda sedekat mungkin.

Berikut adalah tiga cara bisnis dapat beradaptasi dengan mengubah hubungan pelanggan pasca pandemi seperti dilansir melalui Entrepreneur:

1. Prioritaskan target loyalitas konsumen

Jika menumbuhkan basis pelanggan Anda adalah prioritas untuk bisnis Anda saat ini, luangkan waktu sejenak untuk merenungkan biaya jangka panjang dari pertumbuhan itu, baik dari sisi reputasi maupun finansial, untuk menentukan apakah itu merupakan jalur yang berkelanjutan.

Jika bisnis Anda belum mempertimbangkan dampak ekonomi langsung atau jangka panjang akibat pandemi dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi bisnis, Anda harus mulai melakukannya sekarang.

Penelitian oleh Forrester menunjukkan bahwa pelanggan baru dapat menghabiskan biaya lima kali lebih banyak untuk dikonversi daripada pelanggan yang sudah ada, menunjukkan bahwa lebih mudah untuk memperluas dan membangun loyalitas yang sudah ada daripada menggunakan basis klien baru, terutama selama masa-masa sulit.

Jangan takut kehilangan peluang untuk tumbuh; alih-alih, anggap krisis ini sebagai kesempatan untuk memperkuat proses mendasar dan pangsa pasar yang membuat bisnis Anda dapat diukur.

2. Fokuslah pada keunggulan operasional, tetapi tetaplah berpusat pada pelanggan

Keunggulan operasional itu penting, tetapi menjalankan bisnis 10 persen lebih baik dari tahun sebelumnya tidak berarti jika Anda meleset dari sasaran dengan basis pelanggan Anda.

Baru-baru ini, bisnis telah mulai memasuki pola pikir yang berbeda yang melihat pengalaman pelanggan diterjemahkan melalui proses end-to-end. Untuk bisnis yang benar-benar berpusat pada pelanggan, setiap keputusan dan ambisi memiliki hasil yang berfokus pada pelanggan, baik itu pengalaman yang meningkat atau sentimen jangka panjang.

3. Untuk presisi, manfaatkan data

Di era pasca-pandemi, pemasaran digital dan saluran komunikasi sosial adalah kunci utama bisnis, dan ketika digunakan dengan benar, dapat menawarkan wawasan yang lebih spesifik tentang perilaku pelanggan Anda.

Memanfaatkan data pelanggan bisa semudah mensurvei basis pelanggan eksisting untuk mendapatkan masukan yang dapat ditindaklanjuti. Semakin banyak data yang Anda miliki, perhitungannya akan semakin akurat.

Data akan memungkinkan Anda untuk menyesuaikan arah bisnis \dan menjaga kepuasan pelanggan, bahkan di lingkungan yang berubah dengan cepat, serta meningkatkan loyalitas dan tingkat retensi.

Dengan menggunakan adaptasi ini, bisnis dapat keluar dari krisis dengan fundamental yang tepat alih-alih mengacu pada cara-cara lama yang justru dapat merusak bisnis dalam jangka panjang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler