Bisnis.com, JAKARTA -- Banyak masyarakat yang mengisi waktu luang dengan menjalankan hobi. Namun, siapa sangka sebuah hobi yang dijalankan secara serius, bisa berkembang menjadi bisnis yang potensial. Seperti halnya Nissa Nuraini, pemilik Naturacraft yang memulai bisnisnya dari hobi membuat kreasi seni dengan sentuhan teknik decoupage.
Nissa memang senang dengan seni kerajinan tangan, tetapi dia baru mulai serius menjalankan hobinya ketika tengah mengandung anak pertama. Dia bahkan mengikuti sebuah kursus kerajinan seni dengan teknik decoupage selama dua hari untuk mengisi waktu luasnya tersebut sekitar 2007.
“Dari situ saya jatuh cinta dengan seni decoupage sehingga terus menekuninya,” tuturnya kepada Bisnis.
Mungkin banyak masyarakat yang belum familiar dengan istilah decoupage. Seni kerajinan decoupage sendiri merupakan seni menghias suatu objek dengan menempelkan kertas tissue bermotif –khusus- ke permukaan sebuah objek.
Saat itu, Nissa memilih untuk mengkreasikan seni decoupage ke atas permukaan sebuah tas. Ternyata hasil kreasi tersebut banyak diminati oleh rekan-rekannya sehingga dia pun mulai membuat brand sendiri yang diberi nama naturacraft.
“Saya lalu mulai memasarkannya ke berbagai pameran dan juga pemasaran secara online,” ujarnya.
Namun, sekitar tahun 2010, wanita lulusan S1 Biologi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini sempat vakum karena mengandung anak kedua. Sebab, menjalankan bisnis sambil mengurus dua balita bukan lah hal yang mudah.
Selang 5 tahun berlalu, Nissa melanjutkan kembali usaha yang sempat vakum tersebut. Hanya saja dia tak lagi menjual produk jadi tetapi menyediakan alat dan bahan untuk seni decoupage sekaligus kursus cara membuat kerajinan decoupage.
Sebagai seseorang yang memang hobi dan menekuni dunia tersebut, Nissa tentu mengetahui bahan dan item apa saja yang dibutuhkan. Selain itu, dia juga rajin mengikuti berbagai kursus internasional dan mengambil sertifikasi di sejumlah negara.
“Saat itu saya melihat pasar decoupage ini cukup ramai, tetapi saya justru tidak menjual produk jadi melainkan menyediakan alat dan bahan untuk decoupage karena pasti orang banyak yang butuh alat dan bahannya sebab untuk mendapatkannya tidak mudah, sebagian besar masih impor,” ujarnya.
Menurutnya, peluang dalam mengembangkan bisnis ini masih potensial. Memang pasarnya tidak sebesar produk fesyen, dan lebih spesifik, tetapi karena proses membuatnya sangat mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja, maka pangsa pasarnya sebetulnya masih cukup besar.
Tak sedikit pula masyarakat yang antusias untuk mengikuti kursus seni kerajinan decoupage. Sebab, meski terlihat mudah, ternyata untuk menempelkan material tissue motif tersebut dibutuhkan keahlian khusus dalam memotong, menggunting, mengelem, dan menempelkannya sehingga menghasilkan seni yang indah.
Biasanya, para murid yang mengikuti kursus di naturacraft langsung membeli berbagai alat dan bahan yang ada untuk dipraktekkan di rumah. Tak sedikit pula yang menjadikan sebagai bisnis baru dengan menjual berbagai produk yang telah diberi hiasan decoupage.
“Kami tidak hanya menjual barang saja tetapi juga mengajarkan free tutorial yang diupload ke ig tv atau kalau ada yang mau serius bisa langsung ikut kelas di studio naturacraft atau mengikuti kelas online,” ujarnya.
Adapun biaya untuk kursus offline berkisar antara Rp250.000 hingga Rp1,5 juta sedangkan kursus online mulai dari Rp100.000 hingga Rp1,25 juta, bergantung pada pilihan materi yang ingin diambil.
Selain decoupage, Naturacraft juga membuka kelas Sclupture Painting sekaligus menyediakan alat dan bahannya. Biasanya untuk kelas online, banyak yang memilih untuk mengikuti kelas Sclupture Painting yaitu teknik seni melukis 3 dimensi dengan media menggunakan pisau, dan plester, atau semen.
“Kelas online sclupture painting ini rata-rata sekitar 10 orang murid perbulan. Rata-rata mengambil kelas yang full course atau beberapa lesson langsung dengan harga kursus Rp6,6 juta. Kalau untuk kelas offline itu normalnya sebulan bisa ngajar 8 kelas dengan total peserta hingga 30 orang, di pandemi ini paling 10 orang,” tuturnya.
Adapun untuk penjualan alat dan bahan naturacraft secara keseluruhan rata-rata per bulan mencapai 2.000 pcs dengan harga rata-rata sekitar Rp35.000. “Kalau untuk omzet saat ini rata-rata sudah di atas Rp50 juta dan di bawah Rp100 juta dengan margin sekitar 30 persen,” ujarnya.