Bisnis.com, JAKARTA - Daster merupakan salah satu pakaian andalan para wanita yang nyaman dikenakan untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Daster memang dikenal sebagai pakaian rumahan tetapi sejak pandemi daster justru makin berkembang dengan berbagai model yang modis dan kekinian tetapi tetap nyaman digunakan.
Tak mengherankan jika banyak pelaku usaha yang meraih berkah dari penjualan daster karena permintaan daster yang terus mengalami peningkatan. Salah satu pelaku usaha yang ikut merasakan peluang bisnis daster ini adalah Satria Aji Pamungkas pemilik usaha Sapasara Collection.
Pria berusia 25 tahun ini memanfaatkan penjualan melalui marketplace dan selalu kebanjiran puluhan pesanan setiap harinya. Bahkan dalam sebulan, penjualan daster Sapasara Collection mampu menyentuh angka hingga 4.000 pesanan dengan 10.000 produk hanya dari satu ecommerce saja seperti Shopee.
Satria mengatakan bahwa pada dasarnya, target pasar konsumen untuk komoditas daster di Indonesia sangat besar. amun permintaan ini juga berbanding lurus dengan banyaknya pelaku usaha yang menjual produk fesyen ini.
Karena itulah agar bisnis yang dijalankannya bisa terus berkembang, Satria rutin melakukan analisis pasar dan kompetitor sejak awal mula Sapasara Collection didirikan hingga mempertahankannya sampai saat ini.
Misalnya saja banyak produk daster yang memiliki model dan kualitas yang bagus tapi harganya seringkali kurang terjangkau. Di sisi lain ada yang harganya lebih terjangkau, tetapi modelnya kurang variatif.
Baca Juga
“Sapasara Collection mengambil jalan tengah, menawarkan model yang variatif dengan harga yang ramah di kantong,” ujarnya.
Beberapa jenis daster yang diproduksinya antara lain daster berbentuk kimono baik yang tangan panjang maupun lengan pendek, daster serut, daster Bali, setelan baby doll, daster arab, dress moza, dan lain sebagainya. Dimana sebagian besar daster yang diproduksi cocok untuk ibu menyusui atau busui friendly.
Meski memiliki desain yang modis dan kekinian, tetapi harga jual Sapasara Collection terbilang cukup terjangkau mulai dari Rp21 ribu hingga Rp40.000.
Harga yang terbilang cukup terjangkau tersebut tidak lantas membuat produksi dasternya asal-asalan, Satria mengaku tetap memilih bahan berkualitas yang nyaman, adem, dan lembut saat digunakan.
Karena itulah, analisis produk serta quality control menjadi sesuatu yang terus dilakukan untuk menjaga kualitas produk dan memupuk loyalitas pelanggan. Menurut Satria, dua hal ini berperan penting karena dapat mempengaruhi bisnis kalau tidak dijaga.
“Belajar dari pengalaman sebelumnya dimana semua harga serba naik, bahan kain dari supplier tetap stabil. Kondisi ini cukup aneh. Setelah menerima beberapa komplain dari pelanggan, saya baru tahu bahwa kualitas kain diturunin supaya harga tetap stabil. Semenjak itu, saya mewajibkan melakukan proses quality control setelah menerima barang diproduksi,” jelas pria kelahiran 1997 ini.
Untuk mendongkrak penjualannya, Satria juga selalu memanfaatkan berbagai macam fitur dan program yang ditawarkan oleh marketplace sehingga dapat memaksimalkan penjualan. Misalnya saja fitur bundling, harga coret, voucher diskon, dan iklan.
Selain voucher diskon yang jadi fitur unggulan, Satria juga memanfaatkan kampanye tanggal kembar dan promosi setiap tanggal 25 (pay day). “Karena memanfaatkan fitur dan program ini, baru sekitar sebulan saya jualan daster, sudah menjadi star seller,” tuturnya