Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sederet Miliarder Dunia Danai Proyek Anti Penuaan Melawan Kematian

Lawan kematian, sejumlah miliarder nekad danai proyek anti penuaan, ini daftarnya.
Jeff Bezos. /Bloomberg
Jeff Bezos. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah miliarder dunia beramai-ramai menginvestasikan kekayaan mereka untuk mengembangkan penelitian dan teknologi anti-penuaan.

Hal ini dilakukan guna mewujudkan mimpi memperpanjang umur dan hidup selamanya untuk hidup jauh lebih lama daripada manusia mana pun sebelumnya.

Itu artinya, para miliarder ini akan menjadi orang yang pertama dalam mendapatkan perawatan terobosan terbaru.

Deretan Miliarder yang Tertarik Hidup Abadi

Melansir dari Lifestyle Asia, diketahui ada beberapa miliarder yang menghabiskan uangnya untuk sejumlah riset. 

Misalnya, yang paling terkenal adalah pendiri dan mantan CEO Amazon, Jeff Bezos, di mana dirinya pada tahun 2021 melakukan investasi di Altos Labs, sebuah perusahaan rintisan bioteknologi yang berfokus pada pemrograman peremajaan sel untuk memulihkan kesehatan dan ketahanan sel, dengan tujuan meregenerasi penyakit.

Sebagai sebuah startup yang berada di Silicon Valley, Amerika Serikat memang mempunyai misi utama memperpanjang usia manusia, bahkan untuk hidup abadi. Penggagasnya adalah miliarder Rusia, Yuri Milner. 

Selain Bezos, ada juga Peter Thiel yang merupakan pendiri Paypal juga turut berinvestasi di Unity Biotechnology, sebuah perusahaan yang berbasis di San Francisco Selatan yang meneliti "sel tua", yang berhenti membelah pada manusia seiring bertambahnya usia. 

Melansir dari situs web perusahaan, teknologi yang dibangun ini mempunyai misi untuk mengembangkan “obat transformatif untuk memperlambat, menghentikan, atau mencadangkan penyakit penuaan.”

Mark Zuckerberg dan istrinya, Priscilla Chan juga menjadi salah satu pendiri The Breakthrough Prize, di mana tiap tahunnya mereka memberikan US$3 juta atau setara dengan Rp45,1 miliar kepada para ilmuwan untuk meneliti soal pemahaman sistem kehidupan dan memperluas kehidupan manusia.

Menurut The New Yorker, salah satu pendiri Oracle Larry Ellison telah menyumbangkan setidaknya US$370 juta atau setara dengan Rp5,5 triliun untuk penelitian anti-penuaan. 

Tak hanya itu, pendiri Google, yakni Sergey Brin dan Larry Page juga turut membantu meluncurkan start-up biotek Calico Labs, anak perusahaan Alphabet yang meneliti penyakit terkait penuaan seperti diabetes dan Alzheimer guna memperpanjang umur manusia telah didirikan pada 2013 lalu 

Elon Musk Tidak Setuju

Sebaliknya, langkah ini tak diikuti oleh Bos Tesla Elon Musk. Bagi orang kedua terkaya di dunia saat ini, tidak seharusnya manusia hidup lebih lama karena hal itu bisa memengaruhi perkembangan ide-ide dan kemanusiaan sendiri.

“Itu akan menyebabkan sesak napas masyarakat karena sebenarnya, kebanyakan orang tidak berubah pikiran. Mereka mati begitu saja. Jadi jika mereka tidak mati, kita akan terjebak dengan ide-ide lama dan masyarakat tidak akan maju,” jelasnya.

Pernyataan Musk pun didukung oleh ahli bioetika dan profesor Universitas Utrecht Christopher Wareham mengatakan kemajuan ilmiah ini dapat "memperburuk semua jenis ketidaksetaraan yang ada" yang selama ini kita miliki.

"Semakin lama Anda berada di sekitar, semakin banyak senyawa kekayaan Anda," kata peneliti yang mempelajari etika penuaan itu. "Semakin kaya Anda, semakin banyak pengaruh politik yang Anda miliki,” ungkapnya.

Perkembangan Teknologi Anti-Penuaan Saat Ini

Sementara kemajuan anti-penuaan awalnya lambat, para ilmuwan telah memiliki serangkaian terobosan baru-baru ini yang telah melihat mereka mengidentifikasi faktor biologis dan lingkungan yang dapat menyebabkan kita menua, termasuk kerusakan DNA kita dari waktu ke waktu dan protein yang tidak berperilaku sebagaimana mestinya dalam tubuh kita.

Pada April 2022, para ilmuwan menemukan cara untuk membalikkan beberapa tanda fisik penuaan dan "memprogram ulang" kulit pada sekelompok orang berusia tiga puluh delapan hingga lima puluh tiga tahun, dengan beberapa dari mereka dilaporkan terlihat tiga puluh tahun lebih muda.

Teknik ini tidak merusak sel, dan para peneliti mengatakan mereka bahkan mampu mengembalikan beberapa fungsi yang telah hilang pada sel yang lebih tua.

Para ilmuwan juga baru-baru ini menemukan bahwa sel-sel tertentu tampaknya mendorong proses penuaan dan dapat menyebabkan penyakit, seperti kanker, yang menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia.

Studi yang dilakukan pada hewan telah menunjukkan bahwa pengangkatan sel-sel ini dapat memperlambat proses ini, dengan beberapa orang percaya bahwa itu bahkan dapat membalikkannya. Lebih dari dua lusin perusahaan saat ini sedang meneliti cara untuk menghilangkan sel-sel ini pada manusia.

Nir Barzilai, Direktur Institute for Aging Research di Albert Einstein College of Medicine di New York, percaya manusia mungkin dapat menjalani perawatan pada akhir tahun ini.

“Kami sudah selesai dengan harapan dan janji. Kami berada di titik antara memiliki janji dan mewujudkannya,” ungkapnya dilansir dari Financial Times. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper