Bisnis.com, JAKARTA - Sosok Lim Hariyanto tengah menjadi sorotan lantaran mendapat berkah dari booming kelapa sawit. Pasalnya, sebagai pengusaha tertua yang berusia 94 tahun, dia berhasil meraih peringkat ke-5 orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan kekayaan US$6,5 miliar atau setara dengan Rp96,58 triliun.
Pencapaian luar biasa ini merupakan lonjakan harta yang signifikan dari posisi Lim pada bulan Desember 2022, di mana dia hanya menempati posisi ke-36 orang terkaya di Indonesia.
Lim pun menyalip peringkat bos Barito Pacific Prajogo Pangestu dengan harta US$5,9 miliar atau setara dengan Rp87,7 triliun.
Melansir dari Forbes, Lim dan keluarganya memiliki saham mayoritas di produsen minyak sawit, Bumitama Agri sebuah perusahaan perkebunan afiliasi Harita Group yang tercatat di Bursa Efek Singapura.
Bumitama Agri Ltd. sendiri didirikan pada 1996 telah berkembang menjadi salah satu Perusahaan Buah Segar terkemuka Petani Tandan (TBS), produsen Crude Palm Oil (CPO) serta Palm Kernel (PK) yang perkebunannya berlokasi di Riau.
Melansir dari situs resmi perusahaan, Bumitama Ltd. mengelola hampir 190 ribu hektar perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan mengoperasikan total 15 pabrik dengan kapasitas pemrosesan 6,4 juta metrik ton per tahun.
Baca Juga
Harita Group sendiri bermula dari sang ayah yang bernama Lim Tju King, seorang imigran dari Provinsi Fujian Cina.
Saat itu tahun 1915, guna mengidupi sang keluarga, ayah Lim membuka toko kelontong kecil di Kalimantan Timur. Lalu, sepeninggal sang ayah, Lim Hariyanto pun mengambil alih toko tersebut dan memutuskan untuk terjun ke bisnis kayu.
Bersama anaknya, Lim Hariyanto mulai mengembangkan Harita Group dengan berdagang kayu log sampai ke manufaktur kayu lapis pada 1983.
Seiring berjalannya waktu, Lim pun mulai memperluas binsis di bidang perkayuan, dengan mengembangkan bisnis di sektor pertambangan nikel dan bauksit, smelter ferronikel, kilang penyulingan alumina hingga perkebunan kelapa sawit.
Melansir dari situs Bumitama Agri, kini tongkat kepemimpinan telah diserahkan pada putranya Lim Gunawan Hariyanto yang menjabat sebagai Presiden Direktur Grup dan Chief Executive Officer PT Harita Jayaraya sejak 1998.
Putranya pertama kali diangkat ke Dewan pada 23 Maret 2012 dan dipilih kembali pada 22 April 2022 untuk bertanggungjawab memberikan arahan strategis Grup.
Sementara, sang putri Lim Christina menduduki jabatan sebagai Kepala Hubungan Investor sejak 2012. Beliau pertama kali diangkat menjadi Dewan pada 1 Juni 2017 dan dipilih kembali pada 24 April 2020.
Dirinya juga merangkap jabatan lain, sebagai Komisaris Utama Harita Kencana Sekuritas dan sebagai anggota Dewan Pembina Bumitama Foundation, yang fokus untuk memberikan pendidikan berkualitas di tingkat desa kepada pemimpin masa depan, dan mendukung pengusaha lokal untuk menjadi mandiri dalam komunitasnya.
Grup Harita milik keluarga juga memiliki mayoritas perusahaan tambang bauksit yang terdaftar, Cita Mineral Investindo.
Sebagai informasi, anak perusahaan dari Harita Group, yakni PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) alias Harita Nickel telah menjual 12,67 persen kepemilikan sahamnya dengan harga IPO Rp1.250 per lembar saham dan telah berhasil menghimpun dana sebesar US$650 juta atau sekitar Rp9,8 triliun pada April 2023.
Transaksi ini adalah IPO terbesar di Asia pada 2023 (year-to-date/ytd), serta IPO terbesar di industri logam dan pertambangan di Asia sejak Maret 2011.