4. Teh bersaudara – Rp79,3 triliun
Teh bersaudara merupakan pewaris mendiang bankir Teh Hong Piow, yang memimpin raksasa perbankan Malaysia, Public Bank, selama beberapa dekade. Teh Hong Piow mendirikan bank tersebut pada tahun 1966 dan meninggal pada Desember 2022 di usia 92 tahun.
Selain Malaysia, bank ini melayani jutaan nasabah di Kamboja, Tiongkok, Hong Kong, Sri Lanka, dan Vietnam. Teh memiliki saham minoritas yang signifikan di bank tersebut serta di bisnis asuransi yang terdaftar, LPI Capital.
5. Ananda Krishnan – Rp76,2 triliun
Ananda Krishnan merupakan lulusan Harvard Business School dan mantan pedagang minyak.
Kekayaannya kini berasal dari kepemilikannya pada saham di perusahaan telekomunikasi Maxis, perusahaan media Astro Malaysia Holdings, dan penyedia jasa ladang minyak Bumi Armada.
Perusahaan telekomunikasi India milik Krishnan, Aircel, tempat ia berinvestasi sekitar US$7 miliar, mengajukan perlindungan kebangkrutan pada tahun 2018 dan diambil alih oleh perusahaan rekonstruksi UV Asset Reconstruction.
6. Lee Yeow Chor dan Yeow Seng – Rp70,1 triliun
Lee Yeow Chor dan Lee Yeow Seng merupakan putra mendiang Lee Shin Cheng yang meninggal pada Juni 2019. Kakak beradik ini mewarisi saham di grup IOI, sebuah kerajaan kelapa sawit dan properti yang dibangun oleh ayah mereka.
Baca Juga
Lee Yeow Chor merupakan direktur pelaksana grup dan kepala eksekutif IOI Corporation yang memegang gelar sarjana hukum dari King's College, London. Sementara itu, Lee Yeow Seng, yang juga belajar hukum, adalah wakil ketua eksekutif IOI Properties.
7. Lim Kok Thay – Rp33,5 triliun
Lim Kok Thay merupakan ketua Genting, konglomerat kasino dan resor dengan jangkauan global. Pada bulan Januari 2022, Genting Hong Kong, yang terkena dampak pandemi, mengajukan petisi penutupan. Lim mengundurkan diri sebagai ketua.
Aset Lim termasuk Empire Resorts, perusahaan induk dari Resorts World Catskills yang merugi.
Perseteruan keluarga yang berkepanjangan mengenai kekayaan dan bisnis kekaisaran, termasuk unit kelapa sawit, akhirnya selesai pada awal tahun 2020.
8. Tan Yu Yeh dan keluarga – Rp28,9 triliun
Kakak beradik Tan Yu Yeh dan Yu Wei memperoleh kekayaan dari saham mereka di Mr D.I.Y. Group, jaringan ritel perbaikan rumah, yang didirikan pada tahun 2005. Perusahaan ini tercatat di bursa Malaysia pada Oktober 2020.
Mr DIY. memiliki 2.000 toko di seluruh Asia, yang umumnya berukuran 10.000 kaki persegi dan menjual produk dalam sepuluh kategori termasuk barang-barang listrik, alat tulis, dan mainan.
9. Chia Song Kun dan keluarga – Rp27,4 triliun
Chia Song Kun merupakan ketua eksekutif pembuat makanan laut QL Resources. Dia mendirikan perusahaan tersebut pada tahun 1985 bersama saudaranya Song Kooi dan Song Swa. Perusahaan yang terdaftar di Malaysia ini memiliki kepentingan di bidang makanan laut, pakan laut, peternakan, dan minyak sawit dan menjadi produsen surimi terbesar di Asia Tenggara
QL Resources juga mengoperasikan jaringan toko serba ada FamilyMart di Malaysia. Song Kooi sekarang menjabat sebagai direktur pelaksana grup, Song Swa dan saudara iparnya Chia Seong Fatt serta Chia Seong Pow duduk di jajaran dewan.
10. Chen Lip Keong – Rp27 triliun
NagaWorld milik Chen Lip Keong memegang lisensi kasino di ibu kota Kamboja, Phnom Penh, hingga tahun 2065, dengan jaminan monopoli hingga tahun 2035.
NagaWorld adalah resor kasino terbesar di Indochina. Naga dibuka di seberang jalan pada bulan November 2017, dihubungkan dengan mal bawah tanah NagaCity Walk.
NagaCorp adalah perusahaan kasino pertama yang terdaftar di bursa saham Hong Kong dan yang pertama menjalankan bisnis terutama di Kamboja.
Pada April 2022, Chen menjadi CEO senior dan menunjuk tiga putranya, Chen Yiy Fon, Chen Cherchi, dan Chen Yiy Hwuan sebagai CEO yang masing-masing mengawasi operasi, keuangan, dan hotel. (Lydia Tesaloni Mangunsong)