Bisnis.com, JAKARTA - Masih ingat film The Ghost Writer yang dirilis pada 2010? Film yang menceritakan mantan Perdana Menteri Inggris Adam Lang yang ingin membuat otobiografi. Film yang diangkat dari novel karangan Robert Harris serta dibintangi Pierce Brosnan dan Ewan McGregor itu memunculkan sosok penulis bayangan yang terancam jiwanya karena pekerjaannya itu.
Penulis bayangan atau ghost writer tidak hanya ada dalam film, tetapi dia hadir di kehidupan nyata. Profesi ini di Indonesia ternyata juga dilakoni banyak orang. Seperti namanya, ghost, nama penulis ini tidak tercatat namanya dalam buku, sehingga tidak dikenal oleh publik.
Tahun lalu, jumlah buku yang dijual para penerbit yang bergabung dalam Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) setidaknya mencapai 33,2 juta eksemplar pada tahun lalu. Adapun jumlah orang yang bisa baca tulis dengan usia di atas 15 tahun di Indonesia tahun lalu mencapai 94,14% dari total populasi sekitar 250 juta orang.
Angka melek huruf yang semakin tinggi dan relatif besarnya angka penjualan buku baik resmi maupun bajakan tersebut menjadi salah satu alasan bagi tokoh masyarakat untuk dikenal dan dikenang melalui buku.
Kehadiran penulis bayangan itu seolah menjadi jalan keluar bagi para tokoh masyarakat atau bahkan orang biasa untuk dikenal publik secara luas. Apa motif mereka sekadar motif ekonomi, sehingga rela namanya tidak tercantum dalam buku yang mungkin kelak bisa masuk dalam daftar best seller atau bahkan menjadi referensi wajib dalam dunia pendidikan? (Tisyrin Naufalty T., Deandra Syarizka, Puput Ady Sukarno, Agnes Savithri, Lutfi Zaenudin)