Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek usaha ini masih tetap kinclong. /Bisnis.com
Prospek usaha ini masih tetap kinclong. /Bisnis.com

2. Doremie, Pasar Masih Prospektif

Cikal bakal bisnis ini bermula dari bisnis warung mi yang dikelola Tiana Damayanti bersama rekannya saat kuliah di Malang, Jawa Timur. Produk mi sayur yang dibuat sendiri oleh Tiana mudah diterima pasar, terutama di kalangan mahasiswa, sebagai alternatif mi instan.

“Kami tidak menggunakan bahan pengawet atau bahan kimia sehingga orang tidak perlu khawatir saat makan mi tetapi rasanya tetap enak,” kata Tiana. Setahun berjalan, usahanya sempat berhenti karena dia harus pulang ke kampungnya di Madiun. Setelah menikah, bersama suaminya Kurnia Budi, keduanya kembali merintis pembuatan mi sayur pada awal 2015.

Bisnisnya berubah haluan, dari semula menjual mi basah menjadi mi kering berbentuk panjang yang mirip spagheti. Mi tersebut dikemas dalam plastik, lalu diberi kotak karton, dan diberi merek Doremie. Mi yang diproduksi Tiana di Nganjuk, Jawa Timur itu pun laris manis.

Doremie kini sudah merambah berbagai daerah di Indonesia bagian timur, seperti Lombok, Bali dan Papua. “Dari enam varian yang kami produksi, hampir semua punya penggemar tersendiri. Namun, yang paling laris saat ini masih wortel dan buah naga, sedangkan yang tomat tidak terlalu digemari karena rasanya yang agak asam,” tambah Budi.

Meskipun permintaan pasar masih sangat besar, Budi menyadari bahwa persaing di bisnis ini sudah mulai ramai. Oleh karena itu, dia terus berinovasi dengan menciptakan camilan mi. Kedua varian terse but mempunyai tahapan produksi yang hampir sama, dimulai dari menggiling bahan sayur dengan mixer, lalu mencampurnya dengan tepung dan telur.

Adonan lantas digiling kembali dengan mesin khusus pencetak mi, dan hasil akhirnya berbentuk layaknya lidi yang panjang. Adonan tersebut dikeringkan lalu dikemas. Untuk membuat camilan miini, adonan yang sudah berbentuk lidi akan dimatangkan dengan oven, lalu dipotong-potong dan dibumbui.

Dalam sehari, Budi dapat memproduksi sedikitnya 200 bungkus mi sayur serta 200 bungkus camilan mi Doremie, dibantu oleh lima orang tenaga kerja.

Budi optimistis prospek usaha ini masih tetap kinclong jika mampu terus membuat produk yang berbeda. “Beberapa pelaku usaha mung kin sudah membuat mi serupa, tetapi belum ada pesaing yang membuat mi sayur berbentuk spagheti seperti kami,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (3/4/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper