Bisnis.com, JAKARTA - Setiap tahun, Oxfam merilis laporan ketidaksetaraan kekayaan pada pertengahan Januari bertepatan dengan pengambilan keputusan global yang berlangsung di Forum Ekonomi Dunia tahunan di Davos.
Laporan tahun ini berjudul 'Survival of the Richest: Bagaimana kita harus mengenakan pajak kepada orang super kaya sekarang untuk melawan ketidaksetaraan' yang berusaha menyelami lebih dalam soal kebijakan pajak yang tidak diatur yang memungkinkan orang terkaya di dunia mengantongi keuntungan yang sangat besar, bahkan ketika tingkat kemiskinan global meningkat untuk pertama kalinya dalam 25 tahun.
Oxfam menyerukan agar orang terkaya wajib dikenakan pajak atas pendapatan, warisan, dan keuntungan mereka, hal ini lantaran menyoroti adanya ketimpangan soal pembayaran pajak, di mana orang terkaya di dunia membayar pajak dengan jumlah yang tidak sebanding dengan harta kekayaannya.
Laporan tersebut memberikan contoh bahwa miliarder Elon Musk membayar lebih dari 3 persen pajak dari tahun 2014 hingga 2018; sementara seorang pengusaha di Uganda Utara, yang menghasilkan keuntungan sekitar US$80 atau setara dengan Rp1,2 juta sebulan harus membayar tarif pajak sebesar 40 persen
“Pajak untuk negara terkaya di negaa-negara kaya juga dapat meningkatkan pendapatan untuk membantu pemerintah mereka memenuhi komitmen bantuan dan keuangan iklim yang ada, dan untuk memberikan investasi tambahan yang sangat dibutuhkan untuk memerangi kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan krisis kemanusiaan,” kata Oxfam dilansir dari Global Citizen, Rabu (15/2/2023).
Melansir dari laporan Oxfam, berikut daftar fakta yang mencengangkan soal harta kekayaan ornag terkaya di dunia. Simak ulasannya.
1. 1 persen orang terkaya memiliki hampir separuh kekayaan dunia, sementara separuh orang termiskin di dunia hanya memiliki 0,75 persen
Faktanya, mereka memperoleh kekayaan hampir dua kali lipat dalam bentuk uang baru dibandingkan 99 persen penduduk dunia terbawah.
Baca Juga
2. 81 miliarder memiliki kekayaan sebesar 50 persen dari gabungan kekayaan dunia
Meskipun demikian, mereka dikenai pajak paling rendah, dengan hanya 4 sen dalam setiap dolar pendapatan pajak global yang berasal dari pajak kekayaan. Faktanya, setengah dari miliarder dunia tinggal di wilayah di mana pajak kekayaan berada
3. Kekayaan 10 miliarder dunia setara dengan total jumlah 200 juta wanita Afrika
Angka yang mengejutkan mengingat ada lebih dari 714 juta wanita Afrika yang ada.
4. Kekayaan ekstrim dan kemiskinan ekstrim mengalami peningkatan tajam secara bersamaan untuk pertama kalinya dalam 25 tahun
Bank Dunia memperkirakan akibat pandemi, 40 persen orang termiskin mengalami kerugian pendapatan dua kali lipat dari kerugian 20 persen orang terkaya.
5. Negara-negara termiskin membelanjakan 4 kali lebih banyak untuk membayar hutang (seringkali kepada pemberi pinjaman swasta yang kaya) daripada untuk perawatan kesehatan
Ini terlepas dari fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin Covid-19 untuk melawan pandemi.
7. Seorang miliarder mengeluarkan satu juta kali lebih banyak karbon daripada rata-rata orang
Padahal, menurut Oxfam, merekalah yang paling mungkin menyalurkan uang mereka ke industri penghasil polusi, seperti bahan bakar fosil.
8. Miliarder mampu menghasilkan sekitar US$2,7 miliar atau setara dengan Rp41 triliun per hari
Oxfam melaporkan hal ini meningkat ketika pasca-pandemi, dan selama krisis biaya hidup global.
9. Perusahaan makanan dan energi memperoleh keuntungan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2022
Program Pangan Dunia memperkirakan bahwa 824 juta orang pergi tidur dalam keadaan lapar setiap malam pada tahun 2022. Menurut Oxfam pada saat yang sama, para miliarder yang berbisnis di bidang tersebut tengah menerima pembayaran kolektif rata-rata US$257 miliar atau setara dengan Rp3.910 triliun.