Profil Alwaleed bin Talal: Muslim Terkaya di Dunia yang Dijuluki Warren Buffet Arab Saudi

Bisnis.com, JAKARTA - Pangeran Alwaleed bin Talal dari Arab Saudi merupakan sosok orang muslim terkaya di dunia. Bahkan dia dijuluki Warren Buffet asal Arab Saudi.

Melansir dari Forbes pada Senin (24/4/2023), kekayaan Alwaleed bin Talal diperkirakan mencapai US$18,7 miliar atau setara dengan Rp277,6 triliun per 2017, dengan aset tersebar di berbagai bisnis dan investasi di seluruh dunia.

Sebagai anggota keluarga kerajaan Arab Saudi, Pangeran Alwaleed memiliki akses ke sumber daya finansial yang luas dan telah membangun kekayaannya melalui investasi di berbagai sektor, termasuk real estate, perbankan, teknologi hingga media sosial.

Sebagai pemilik dari sejumlah besar saham di perusahaan swasta dan publik di Amerika Serikat, Eropa, dan Timur Tengah, dirinya melalui Kingdom Holding Co merupakan pemilik 95 persen saham, di mana lima persen saham sisanya terdaftar di Bursa Saham Saudi.

Lantas, siapa sebenarnya sosok dari Pangeran Alwaleed bin Talal ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.

Profil Alwaleed bin Talal

Alwaleed bin Talal adalah seorang pengusaha, investor, dan anggota keluarga kerajaan Arab Saudi. Dia lahir pada tanggal 7 Maret 1955 di Jeddah, Arab Saudi, dan merupakan putra dari Pangeran Talal bin Abdulaziz, seorang anggota senior keluarga kerajaan Saudi.

Alwaleed mulai mengejar karir bisnisnya pada tahun 1979 ketika ia mendirikan perusahaan investasi Kingdom Establishment for Trading and Contracting (kemudian dikenal sebagai Kingdom Holding Company).

Perusahaan ini berkembang pesat dan sekarang memiliki investasi di berbagai sektor, termasuk real estate, perbankan, teknologi, media, dan hiburan. Alwaleed dikenal sebagai salah satu investor terbesar di dunia dan kekayaannya diperkirakan mencapai miliaran dolar.

Alwaleed sering disebut sebagai "Warren Buffett Arab Saudi" karena keahliannya dalam berinvestasi dan mengelola bisnis. memiliki kepentingan di media dan hiburan.

Terbukti, dirinya merupakan pemilik mayoritas dari perusahaan hiburan berbahasa Arab, Rotana, serta memiliki saham di berbagai media internasional seperti New York Times, News Corporation, dan Time Warner.

Selain itu, Alwaleed dikenal karena hubungannya dengan berbagai tokoh politik, termasuk mantan Presiden AS, Bill Clinton, serta mantan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton. Dia juga pernah membeli yacht milik Donald Trump pada 1991.

Pendidikan Alwaleed bin Talal

Alwaleed bin Talal menempuh pendidikan di beberapa universitas terkemuka di dunia. Dia memperoleh gelar sarjana dalam bidang studi bisnis dan manajemen dari Universitas Menlo di California, AS pada 1979.

Setelah itu, dia menerima gelar magister dalam bidang studi sosial dari Universitas Syracuse di New York, AS pada tahun 1985.

Alwaleed juga menerima gelar kehormatan dari beberapa universitas di seluruh dunia, termasuk Universitas Edinburgh di Skotlandia, Universitas Harvard di AS, dan Universitas Al-Azhar di Mesir.

Sosoknya pun dianugerahi gelar Doktor Kehormatan Bisnis dari Universitas Exeter di Inggris, serta gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Birzeit di Palestina.

Deretan Bisnis Alwaleed bin Talal

Alwaleed bin Talal memiliki portofolio investasi yang luas dan meliputi berbagai sektor di seluruh dunia. Beberapa bisnis dan investasi terkenal yang dimilikinya antara lain:

1. Kingdom Holding Company

Perusahaan investasi yang didirikannya pada tahun 1980 dan merupakan aset utamanya. Kingdom Holding memiliki portofolio investasi yang luas di berbagai sektor, termasuk real estate, perhotelan, keuangan, dan hiburan.

2. Four Seasons Hotels and Resorts

Kingdom Holding Company memiliki 47,5 persen saham di Four Seasons Hotels and Resorts, sebuah jaringan hotel mewah yang terkenal di seluruh dunia.

3. Citigroup

Alwaleed bin Talal adalah pemegang saham terbesar keempat di Citigroup, sebuah bank investasi terkemuka di dunia.

4. Twitter

Alwaleed bin Talal memiliki saham besar di Twitter, salah satu platform media sosial terbesar di dunia. Melansir dari Bisnis, sebelumnya dia telah menginvestasikan US$300 juta atau setara dengan Rp4,6 triliun pada Desember 2011. Lalu, dia kembali menambah kepemilikan saham senilai hampir US$2 miliar atau setara dengan Rp31,2 triliun pada 2022 lalu.