Bisnis.com, JAKARTA — Ledakan pemanfaatan kecerdasan buatan telah membuat kekayaan bersih pendiri Oracle, Larry Ellison melampaui Jeff Bezos, menjadikannya orang terkaya kedua di dunia.
Mengutip Forbes, kekayaan bersih pendiri Oracle itu melonjak menjadi US$206,1 miliar pada Senin. Dengan itu, Jeff Bezos berada di posisi ketiga dengan US$203,1 miliar.
Lonjakan kekayaan Ellison bersumber dari saham Oracle yang naik hampir 5% selama perdagangan tengah hari pada hari Senin. Saham raksasa perangkat lunak tersebut telah naik sekitar 63,4% sepanjang tahun ini karena bisnis cloud-nya.
Ellison sendiri memiliki kurang dari 40% saham Oracle yang beredar, menurut Forbes. Namun, miliarder itu masih menduduki peringkat sebagai orang terkaya kelima di dunia pada Bloomberg Billionaires Index.
Sosok Larry Ellison
Larry Ellison lahir di New York, AS, pada 17 Agustus 1944. Dia adalah seorang pengusaha dan wirausahawan Amerika yang merupakan salah satu pendiri dan kepala eksekutif perusahaan perangkat lunak Oracle Corporation sejak 1977–2014.
Diasuh oleh seorang ibu tunggal, Ellison dan saudara-saudaranya dikirim ke Chicago untuk tinggal bersama bibi dan pamannya, Lillian dan Louis Ellison, yang kemudian mengadopsi Larry.
Baca Juga
Beruntung, Larry Ellison bisa menenpuh pendidikan hingga berkuliah di University of Illinois di Urbana-Champaign sejak 1962 tetapi keluar pada 1964 tak lama setelah kematian bibinya yang juga ibu angkatnya, Lillian. Namun, dia kembali berkuliah di University of Chicago pada 1966.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, dia memulai kariernya, pergi ke California dan menghabiskan beberapa tahun berikutnya sebagai programmer komputer untuk berbagai perusahaan.
Dimulai pada 1973, dia bekerja di perusahaan elektronik Ampex, di mana dia bertemu dengan sesama programmer Ed Oates dan diawasi oleh Bob Miner. Ellison kemudian meninggalkan Ampex pada 1976 dan kemudian bergabung dengan Precision Instruments, yang kemudian berganti nama menjasi Omex, di mana dia menjabat sebagai wakil presiden penelitian dan pengembangan.
Pada 1977, Ellison bergabung dengan Miner dan Oates untuk membentuk Software Development Laboratories (SDL), yang dibentuk untuk melakukan pemrograman kontrak bagi perusahaan lain.
Terinspirasi oleh sebuah penelitian yang ditulis oleh ilmuwan komputer kelahiran Inggris, Edgar F. Codd, yang menguraikan model basis data relasional, Ellison dan rekan-rekannya melihat potensi komersial dalam pendekatan tersebut, yang mengatur sejumlah besar data dengan cara yang memungkinkan penyimpanan yang efisien dan pengambilan yang cepat.
Ellison, Miner, dan Oates mulai bekerja mengembangkan dan memasarkan program yang didasarkan pada teori manajemen data Codd.
Mereka mulai menerima kontrak dari Central Intelligence Agency untuk mengembangkan basis data, dan mereka mulai mengerjakan program basis data relasional komersial.
Pada 1979, perusahaan tersebut, yang sekarang disebut Relational Software, Inc., merilis Oracle, program basis data relasional komersial pertama yang menggunakan Structured Query Language (SQL), dan program basis data serbaguna tersebut dengan cepat menjadi populer.
Dikenal karena inovasi dan pemasaran yang agresif, perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi Oracle Systems Corporation dan kemudian menjadi Oracle Corporation pada 1982 berdasarkan produk andalannya.
Perusahaan itu tumbuh pesat sepanjang tahun 1980-an, dan menjadi perusahaan publik pada 1986. Kemudian pada 1987, Oracle menjadi perusahaan manajemen basis data terbesar di dunia.
Ellison makin sukses dengan keterlibatannya di Internet sejak awal. Oracle mengembangkan produk yang kompatibel dengan teknologi World Wide Web, yang membantu perusahaannya tumbuh.
Pada awal 2000-an, Ellison juga memulai Oracle dengan strategi agresif untuk membeli perusahaan perangkat lunak pesaing. Puluhan akuisisi dilakukan, termasuk pembelian PeopleSoft (2005), Siebel (2006), BEA (2008), dan Sun Microsystems (2010) senilai miliaran dolar.
Ellison kemudian menjadi salah satu tokoh paling kontroversial di Silicon Valley, yang dikagumi karena kesuksesannya yang luar biasa namun disesalkan karena metode bisnisnya yang terkadang kejam dan sifat konsumtifnya yang mencolok.