6. Ghan Djoe Hiang - US$1 miliar
Ghan Djoe Hiang memiliki kekayaan US$1 miliar sampai dengan 2023. Dia adalah istri mendiang taipan Indonesia Athanasius Tossin Suharya, pendiri grup Baramulti yang bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan batu bara.
Athanasius Suharya meninggal pada 2020 di usia 77 tahun. Dia memulai grup tersebut pada tahun 1971 dengan mendirikan PT Ensicon Indonesia, sebuah kontraktor umum, dan melakukan diversifikasi ke perdagangan batu bara pada 1988.
Saat ini, Grup Baramulti memiliki 11 konsesi batu bara di Kalimantan dan Sumatra, Indonesia.
7. Rina Ciputra Sastrawinata - US$1,7 miliar
Rina bersama keluarga Ciputra merupakan pewaris taipan properti Ciputra dengan kekayaan US$1,7 miliar.
Rina mewarisi perusahaan Ciputra bersama Candra, Cakra, dan Junita, yang telah lama aktif dalam bisnis keluarga, dan kini menjalankan grup Ciputra.
8. Shinta Widjaja Kamdani - US$1,2 miliar
Sebagai kepala Grup Sintesa, perusahaan milik keluarga, Shinta Kamdani memiliki kekayqan US$1,2 miliar sampai dengan 2022.
Baca Juga
Perusahaan tersebut menaungi 17 bisnis yang berkisar di bisnis mulai dari manufaktur dan listrik hingga real estat dan distribusi produk konsumen.
9. Grace Tahir
Grace Tahir merupakan salah satu Crazy Rich di Indonesia, namun jumlah pasti kekayaannya tidak diketahui.
Grace adalah putri konglomerat pendiri Grup Mayapada, Dato Sri Tahir, pengusaha keturunan Tionghoa - Indonesia, yang lahir pada 1976.
Grace Tahir adalah anak kedua dari empat bersaudara pasangan Dato Sri Tahir dan Rosy Riady, dan merupakan lulusan University of California University.
Ayahnya adalah konglomerat pemilik Mayapada Group dengan total harta keluarganya diperkirakan mencapai US$5,1 miliar atau setara dengan Rp83,53 triliun menurut data Forbes The World’s Real-Time Billionaires per 3 Juli 2024.
Sementara itu ibunya, Rosy Riady, merupakan putri dari pendiri Lippo Group Mochtar Riady. Kekayaan keluarga Riady diestimasi mencapai US$1,3 miliar atau sekitar Rp21,29 triliun.
10. Kartini Muljadi & keluarga - US$695 juta
Kartini Muljadi dan anak-anaknya adalah memiliki grup Tempo, perusahaan terbesarnya adalah Tempo Scan Pacific, yang memproduksi obat-obatan dan barang-barang konsumen.
Sempat masuk dalam daftar 50 oragmnf terkaya di Indonesia versi Forbes pada 2021, Kartini Muljadi adalah seorang pengacara dan mantan hakim, firma hukumnya Kartini Muljadi & Rekan adalah firma hukum perusahaan dan komersial Indonesia yang terkenal.
Putranya Handojo mengundurkan diri dari jabatan presiden direktur di Tempo Scan pada 2020 setelah 25 tahun dan sekarang menjabat sebagai presiden komisaris.
Kartini Muljadi meluncurkan buku tentang batik, gambar tradisional Indonesia pada kain, pada ulang tahunnya yang ke-87 pada 2017.
