Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rahasia Bisnis Produsen Kasur Elite Springbed Genjot Pendapatan Naik 156 Persen

Ternyata begini strategi iklan Elite Springbed hingga bisa mencatat kenaikan pendapatan hingga 156 persen selama Covid-19
Elite Springbed
Elite Springbed

Bisnis.com, JAKARTA - PT Royal Abadi Sejahtera, produsen Elite Springbed, mencatat pertumbuhan penjualan yang positif sejalan dengan pulihnya perekonomian selama Covid-19. 

Meskipun mengalami penurunan pada 2019, penjualan Elite Springbed mulai pulih pada awal 2022.

Head of Marketing Elite Spring Bed, Fajri mengaku, menjual produk kasur memang memiliki tantangan khusus dalam penjualan melalui e-commerce.

Lantaran banyak orang yang justru membutuhkan pengalaman langsung atau mencoba sebelum dibeli. 

"Pertimbangan orang untuk membeli kasur itu sangat panjang ya. Di sini, peran iklan menjadi penting untuk menciptakan brand awareness," ujarnya dalam Konferensi Pers ‘Collaborative Ads’, Kamis (08/6/2023). 

Dia mengungkapkan dengan penggunaan iklan yang terintegrasi, pihaknya berhasil mencatat peningkatan pemesanan hingga 60 persen, peningkatan pendapatan sebesar 156 persen, dan Return on Advertising Spend (ROAS) sebesar lebih dari sembilan kali lipat. 

Jumlah ini terus bertambah seiring pemulihan ekonomi masyarakat pasca pandemi.

Fajri juga menekankan pentingnya pemasangan iklan yang "always on" sepanjang tahun, bukan hanya pada musim tertentu.

"Sebagai pelaku usaha, kami tidak menggunakan iklan pada peak season, seperti Ramadan, lebaran atau hanya new year saja. Kami menggunakan iklan terus menerus,” katanya. 

Hal ini pun disetujui oleh Head of Client Solutions Meta Indonesia Mifza Muzayan, di mana algoritma yang dihasilkan di media sosial itu semua berasal dari proses belajar machine learning terhadap data yang dikumpulkan. 

Proses machine learning melibatkan penggunaan algoritma dan model statistik untuk menganalisis data, mengidentifikasi pola, dan membuat prediksi atau keputusan berdasarkan pola-pola yang ditemukan.

Proses machine learning membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisis pola-pola dalam perilaku konsumen sehingga dapat menghasilkan angka konversi atau penjualan yang lebih baik.

Diperlukan waktu satu hingga dua minggu dan selama periode ini agar mesin terus mengumpulkan dan menganalisis data mengenai perilaku konsumen, preferensi, dan demografi untuk mengidentifikasi pola-pola yang dapat meningkatkan efektivitas iklan di media sosial, baik itu Facebook atau Instagram. 

Berdasarkan laporan internal dari Meta, keberadaan iklan sendiri menjadi sangat penting bagi masyarakat. Pasalnya ada tiga tahapan yang membuat konsumen akan melakukan transaksi.

Pertama, ada fase discovery, di mana konsumen mulai mencari atau menemukan produk. Di Indonesia sendiri, lebih dari 40 persen konsumen digital yang menjadikan media sosial–baik dengan konten gambar atau video maupun aplikasi pesan–sebagai channel utama pada fase ini, 

Kemudian, fase kedua adalah evaluation, tahapan calon pembeli sudah tertarik akan sebuah produk dan sedang melakukan evaluasi seperti membandingkan harga sebelum memutuskan berbelanja online. 

Sampai akhirnya mereka berada di fase purchase di e-commerce. 

“Iklan media sosial menjadi salah satu faktor paling berpengaruh bagi konsumen dalam berbelanja online termasuk melalui e-commerce. Ini juga jadi peluang besar bagi pelaku bisnis untuk menjangkau audiens yang lebih banyak,” tambah Mifza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper