Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Kekayaan Jensen Huang Anjlok Setelah Cuan Rp1.900 Triliun

Alasan kekayaan Jensen Huang anjlok hingga US$21 miliar dalam waktu sebulan, imbas kurang diversifikasi investasi
CEO Nvidia Jensen Huang menghadiri acara di forum COMPUTEX di Taipei, Taiwan 4 Juni 2024. REUTERS/Ann Wang
CEO Nvidia Jensen Huang menghadiri acara di forum COMPUTEX di Taipei, Taiwan 4 Juni 2024. REUTERS/Ann Wang

Bisnis.com, JAKARTA -- Kekayaan Jensen Huang anjlok ke bawah US$100 miliar setelah sempat mencatat kekayaan puncaknya, mencapai US$119 miliar atau sekitar Rp1.941 triliun pada bulan lalu lantaran kurang diversifikasi. 

Pendiri Nvidia itu telah kehilangan kekayaan bersih lebih dari US$20 miliar, kini ke US$97,9 miliar, sejak saham Nvidia mencapai puncaknya 6 pekan lalu imbas fluktuasi saham yang digenggamnya. 

Perjalanan Huang membangun kekayaan dimulai dengan sederhana, bekerja sebagai pencuci piring di Denny's, tempat di mana dia bahkan juga harus membersihkan toilet.

Saat ini, perusahaan yang dibangun olehnya memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$2,76 triliun, dan membuatnya menempati peringkat ke-14 orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih sebesar US$97,9 miliar, menurut Forbes. Nvidia mulai mendapat pengakuan setelah memproduksi unit pemrosesan grafis (GPU) mutakhirnya, yang merevolusi industri game dan grafis komputer. 

Namun, keterlibatan perusahaan dengan kecerdasan buatan (AI)-lah yang benar-benar melambungkannya menjadi pusat perhatian.

Debut ChatGPT pada akhir 2022 menandai momen penting dalam AI, yang menarik perhatian dunia. Nvidia, sebagai pemain kunci dalam mendukung kemajuan AI, dengan cepat menjadi favorit di pasar modal, dengna investor berbondong-bondong mencari peluang dari teknologi yang digerakkan oleh AI.

Pada 2023, saham Nvidia meroket hingga 239%, dan momentumnya terus berlanjut hingga 2024, dengan sahamnya naik 133% tahun ini. Kenaikan yang sangat cepat ini mencerminkan keinginan pasar yang masih belum terpuaskan terhadap teknologi AI dan peran penting Nvidia dalam pengembangannya.Namun, lintasan sahamnya tidak selalu berjalan mulus tanpa fluktuasi.

Nvidia mencapai titik tertinggi sepanjang masa di US$135,58 pada tanggal 18 Juni 2024, tetapi sejak itu saham Nvidia sudah mulai melesu dan kehilangan sebagian keuntungannya.Kekayaan Huang sebagian besar terkait dengan kepemilikannya di saham Nvidia.

Mengutip Bloomberg, Huang memiliki lebih dari 3,5% perusahaan.Seiring dengan fluktuasi harga saham Nvidia, demikian pula kekayaan Huang. Pada akhir 2022, kekayaan bersih Huang mencapai US$13,8 miliar. Pada akhir 2023, kekayaannya melonjak menjadi US$44,0 miliar, menandai peningkatan 219% yang mengejutkan dalam setahun.

Seiring dengan kenaikan saham Nvidia yang berlanjut hingga tahun 2024, kekayaan Huang semakin meningkat. Pada tanggal 18 Juni, kekayaan bersihnya mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar US$119 miliar, bertepatan dengan saham Nvidia yang mencapai puncaknya.

Namun, sejak puncak tersebut, kekayaan bersih Huang menurun karena saham Nvidia jatuh. Berdasarkan data terbaru menunjukkan kekayaan bersih Huang mencapai US$97,9 miliar per 30 Juli, mencerminkan kerugian sekitar US$21,1 miliar hanya dalam waktu satu bulan.

Bagi para taipan teknologi seperti Huang, kekayaan mereka sering kali terkait erat dengan perusahaan yang mereka ciptakan. Oleh karena itu, menurut Moneywise, salah satu penyebab anjloknya kekayaan Huang adalah kurangnya diversifikasi saham yang dia miliki.

Hal ini juga bisa diterapkan oleh investor manapun. Seperti yang pernah dikatakan legenda investasi dunia, Warren Buffett, bagi investor rata-rata, mendiversifikasi portofolio saham dapat membantu mengurangi risiko dan melindungi aset mereka dari fluktuasi liar satu saham.

Salah satu cara termudah untuk melakukan diversifikasi di pasar saham AS adalah melalui dana indeks, di antaranya S&P 500, menurut Buffett. 

Dengan berinvestasi dalam dana indeks, seorang investor dapat memperoleh eksposur ke berbagai perusahaan berkapitalisasi besar, yang menyediakan kepemilikan yang terdiversifikasi di berbagai sektor ekonomi. Ini berarti bahwa jika satu saham jatuh, dampaknya tidak akan terlalu besaar pada keseluruhan portofolio. 

Selain itu, penting untuk diingat bahwa diversifikasi aset tidak terbatas pada saham, tapi juga bisa dengan menyebarkan investasi ke berbagai kelas aset lain seperti obligasi, real estat, dan komoditas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper